PEMIMPIN HARAPAN RAKYAT*
Besarnya harapan rakyat menunjukkan bahwa kondisi negeri ini masih jauh dari harapan mereka. Karena itu rakyat menginginkan perubahan dan berharap perubahan itu bisa diwujudkan oleh pemimpin baru. Di bidang politik dibangun mimpi bahwa negeri ini akan dihiasi dengan perilaku politik Parpol dan politisi yang akan memperjuangkan kepentingan rakyat. Wakil rakyat dibayangkan oleh publik benar-benar akan memperjuangkan aspirasi dan kemaslahatan rakyat.
Di
bidang pemerintahan, diimpikan bahwa aparat yang berjiwa 'melayani rakyat' bisa
diwujudkan. Korupsi dan pungli bisa diberantas tuntas. Kepala daerah yang
selama ini bertingkah bak raja kecil bisa berubah menjadi pemimpin yang
mengayomi, peduli dan melayani. Mereka tak akan lagi sibuk “menjual dan
menggadaikan” potensi daerah hanya demi mengisi kantong sendiri dan pihak yang
memodali mereka. Mimpi lainnya, sistem birokrasi dan pelayanan yang berbelit
dan menyulitkan bisa dibenahi.
Di
bidang ekonomi, diharapkan kekayaan alam bisa dikelola mandiri untuk kemakmuran
rakyat sendiri; pemenuhan kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan dan papan
serta jaminan pelayanan kesehatan, pendidikan dan rasa aman) bisa diwujudkan.
Di
bidang sosial, diimpikan akan terwujud generasi yang berbudi; kerusakan moral
yang terus terjadi bisa hentikan; kekerasan terhadap; pelajar akan tekun
belajar dan tidak lagi terlibat tawuran, geng motor dan aneka bentuk kenakalan.
Masih banyak mimpi lain yang diharapkan bisa menjadi kenyataan dengan kedatangan
presiden dan wakil presiden yang baru.
Hanya Mimpi
Secara
politik, kepala daerah yang ada saat ini adalah Kepala Daerah hasil dari proses
politik demokrasi yang berbiaya tinggi. Setiap Kepala Daerah tentu tidak bisa
lepas dari pembiayaan politik yang bersumber dari para pemilik modal, meski
secara hukum materiil sulit dibuktikan. Padahal biaya politik tinggi itu
dianggap sebagai salah satu sebab utama lahirnya perilaku politik parpol,
politisi dan penguasa yang korup; lebih mementingkan diri sendiri, mengabdi
pada pemodal dan tak benar-benar peduli rakyat. Sebaliknya, rakyat hanya
dijadikan “jualan” saja.
Selain
itu, sejak awal tradisi yang ada menunjukkan setiap koalisi tidak akan lepas
dari bagi-bagi kursi dan jabatan. Nyatanya, kesan pembagian kursi dan jabatan
tetap terjadi. Di bidang ekonomi, sistem ekonomi liberal akan tetap diterapkan
di negeri ini. Meski ada konsep dari kepala daerah yang diusung bagus, hal itu
tidak akan mengubah watak sistem ekonomi liberal yang diterapkan.
Dari
semua itu, besar kemungkinan sistem liberal akan terus dilanjutkan oleh
pemerintahan Kepala Daerah yang baru. Dengan itu, berbagai akibat buruk dari
sistem itu bagi rakyat—tetapi baik bagi para pemilik modal dan pihak asing—akan
terus berlanjut. Kekayaan alam pun akan tetap dalam kekuasaan asing.
Dua Faktor Kunci
Hasil
yang bisa dibayangkan dan diharapkan dari pemerintahan dan kepemimpinan seorang
kepala daerah dipengaruhi oleh dua hal. Pertama: sistem dan aturan yang
digunakan untuk memerintah dan memimpin. Kedua: karakter dan kapasitas personal
pemimpin itu. Dalam hal pemerintahan dan kepemimpinan Kepala Daerah yang baru
bisa dipastikan hanya terjadi pergantian sosok pemimpin dan penguasa daerah.
Adapun sistem dan aturannya masih tetap, tidak berubah. Padahal hasil sebuah
pemerintahan itu lebih ditentukan oleh sistem dan aturannya. Pasalnya, pemimpin
itu akan tetap dibatasi oleh sistem dan aturan itu. Sistem yang diterapkan
sekarang ini, diakui oleh banyak pihak, adalah sistem yang buruk. Bisakah dari
sistem yang buruk itu dihasilkan hasil yang baik? Rasanya sulit, bahkan
mustahil. Kalaupun pribadi pemimpinnya baik (ini pun masih berupa anggapan),
ketika dia menjalankan sistem yang buruk, maka maksimal dia hanya bisa
mengurangi keburukan sistem itu, sementara hasilnya tetap tidak akan baik.
Hanya dengan Sistem Islam
Semua
harapan dan mimpi rakyat hanya akan bisa diwujudkan melalui sistem Islam, yakni
melalui penerapan syariah Islam secara total. Apa yang diserukan oleh Allah SWT
dan Rasul-Nya adalah Islam dan syariahnya. Allah telah menjamin bahwa Islam
dengan syariahnya itu akan memberikan kehidupan. Semua harapan dan mimpi rakyat
di atas adalah “kehidupan” yang hanya akan bisa diwujudkan oleh Islam dan
syariahnya ketika diterapkan secara total.
Dalam aspek non-fisik, penerapan
Islam dan syariahnya itu akan mendatangkan kehidupan yang dihiasi dengan
ketenteraman, kebaikan dan kebahagiaan. Pasalnya, penerapan Islam dan
syariahnya oleh penduduk suatu negeri itu adalah perwujudan nyata dari keimanan
dan ketakwaan penduduk negeri itu. Karena itu, jika kita memang memimpikan kemakmuran,
ketenteraman, kebahagiaan dan keberkahan maka hendaknya kita segera mewujudkan
penerapan Islam dan syariahnya secara total di tengah kehidupan kita. WalLâh
a’lam.
Disarikan dari berbagai sumber*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar